GROBOG JATENG, Sukoharjo - Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyub Rukun Jombor, berkolaborasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik / KKN-T IDBU TIM 08 Universitas Diponegoro (Undip) dan didampingi oleh dosen pembimbing lapangan, meluncurkan alat perangkap hama inovatif bernama Pelita.
Dengan memanfaatkan panel surya sebagai sumber energi mandiri dan lampu ultraviolet (UV) untuk menarik serangga hama, alat ini diimplementasikan pada 4 Juli 2025 di lahan KWT Guyub Rukun, Dusun Gabahan, Kelurahan Jombor, Kabupaten Sukoharjo.
Sebagai alternatif pengganti pestisida kimia yang dikenal membawa risiko lingkungan dan kesehatan. Pendekatan ini menegaskan kemungkinan nyata pengendalian hama berbasis teknologi ramah lingkungan yang relevan untuk skala pertanian komunitas.
Menurut Bapak Muhammad Azhar, S.H., L.L.M selaku dosen pembimbing lapangan dari Undip, inovasi Pelita mewakili terobosan signifikan dalam pengelolaan hama pertanian yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan.
Ia menilai alat ini sekaligus menjadi studi kasus penting mengenai aplikasi teknologi terbarukan yang mampu memperkuat ketahanan pangan melalui pendekatan ekologis yang kontekstual.
“Dengan akses energi yang mandiri dan pengoperasian yang sederhana, teknologi ini mampu menjangkau kelompok tani yang selama ini terbatas oleh infrastruktur listrik dan risiko penggunaan bahan kimia,” ujarnya.
Sebagai pelengkap penguatan kapasitas, pada 14 Juli 2025 telah dilakukan penyuluhan terintegrasi tentang penggunaan Pelita dan pelatihan minibook pencatatan dan pembukuan sederhana yang dikembangkan khusus untuk anggota KWT bertempat di Balai RW 12 Kelurahan Jombor.
Ibu Ngatini, Ketua KWT Guyub Rukun Jombor, menegaskan bahwa minibook ini bukan hanya alat pencatatan teknis—melainkan instrumen strategis pemberdayaan yang memungkinkan anggota mengelola usaha tani dengan tata kelola profesional dan berbasis data.
“Sebelumnya, pencatatan kami cenderung belum rapi dan konsisten. Sekarang, kami memiliki dokumentasi yang sistematis yang meningkatkan kemampuan kami dalam mengambil keputusan bisnis dan mengelola kebutuhan kelompok secara efektif,” ungkapnya.
Minibook ini dinilai memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan usaha tani. Karena, hal tersebut berdampak pada peningkatan kepercayaan anggota terhadap keterbukaan manajemen, sekaligus memperkuat posisi KWT dalam meningkatkan pemberdayaan kapasitas KWT sebagai motor penggerak ketahanan pangan.
Dari perspektif pemberdayaan, Ibu Ngatini meyakini bahwa integrasi pencatatan dan pembukuan hal-hal yang berkaitan dengan lahan KWT ini memberikan efek jangka panjang bagi kemandirian ekonomi perempuan tani khususnya Kelompok Wanita Tani Guyub Rukun, Jombor.
Lurah Jombor, Wiyarsih, dalam pandangannya mengapresiasi kolaborasi akademik-komunitas ini sebagai model pemberdayaan masyarakat yang integratif.
Dirinya, menegaskan bahwa strategi ini tidak hanya relevan dari sisi teknologi dan manajemen, tetapi juga krusial dalam menumbuhkan kapasitas sumber daya manusia pertanian desa untuk beradaptasi dengan dinamika perubahan iklim dan pasar.
“Inovasi ini menunjukkan bagaimana pendekatan lintas disiplin dapat memberikan solusi berkelanjutan yang meningkatkan produktivitas sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan lokal yang tangguh,” jelasnya.
Sementara itu, Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) Universitas Diponegoro secara tegas mendukung penuh pelaksanaan inovasi teknologi Pelita dan pengembangan minibook pencatatan di KWT Guyub Rukun Jombor.
Bahkan, salah satu anggota tim Monitoring dan Evaluasi LPPM - P2KKN, Fajrul, menyatakan, bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi UNDIP dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk pemberdayaan masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Melalui kolaborasi tersebut, mahasiswa tidak hanya menerapkan kajian akademik, tetapi juga berkontribusi langsung dalam solusi praktis yang berdampak sosial. Dengan, dukungan P2KKN ini, komitmen UNDIP dalam mendorong transformasi pertanian berbasis teknologi sekaligus memperkuat kapasitas manajerial komunitas tani secara inklusif," bebernya.
Namun, lanjutnya kembali, sekalipun alat dan minibook telah memberikan dampak positif, tantangan penguatan kapasitas lanjutan tetap ada. Dan, terutama dalam memastikan keberlanjutan pemanfaatan teknologi dan konsistensi pencatatan di masa mendatang.
Sealin itu, Dosen pembimbing lapangan menegaskan perlunya pendampingan berkelanjutan dan pengembangan modul pelatihan lanjutan agar inovasi ini dapat terinternalisasi secara menyeluruh sebagai bagian dari praktik agribisnis modern dan penguatan kapasitas sumber daya komunitas kelompok wanita tani, Jombor.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara KWT Guyub Rukun Jombor dengan akademisi dan mahasiswa Undip ini merupakan contoh empiris inovasi pertanian yang mengintegrasikan teknologi tepat guna dan pengelolaan berbasis data.
Implementasi Pelita dan minibook sebagai alat bantu pengendalian hama dan manajemen usaha tani membuka jalan bagi revolusi pertanian skala komunitas yang berpaut pada prinsip keberlanjutan, profesionalitas, dan pemberdayaan perempuan tani dalam konteks ketahanan pangan nasional.
Penulis: Gea Mustika Firmadhary