Raup Pendapatan Miliaran, Bupati Arif Apresiasi Petani Kelengkeng di Blora


 


 

Raup Pendapatan Miliaran, Bupati Arif Apresiasi Petani Kelengkeng di Blora

Jumat, 18 Juli 2025

GROBOG JATENG, Blora - Kelompok Tani "Moya Makmur" yang berada di sekitar Waduk Greneng, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, membuktikan bahwa budidaya buah bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Dari lahan seluas beberapa hektare, petani setempat berhasil memanen ribuan kilogram buah kelengkeng dengan omzet diperkirakan mencapai Rp3 miliar dalam satu musim panen.

Prestasi ini menarik perhatian Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, yang hadir langsung untuk menyaksikan panen raya dan memberikan apresiasi tinggi kepada para petani, Rabu (16/7/2025). “Panen ini bukan sekadar panen buah, tapi panen kesejahteraan. Ini bukti bahwa pertanian modern dan buah lokal bisa menjadi sumber penghasilan besar bagi masyarakat,” kata Bupati Arief dalam sambutannya.

Lahan yang dikelola oleh Kelompok Tani "Moya Makmur" adalah bagian dari Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) dan berada di bawah pengelolaan KPH Mantingan. Di lahan tersebut tumbuh sekitar 1.000 pohon kelengkeng yang masing-masing menghasilkan rata-rata 100 kilogram buah. Dengan harga pasar sekitar Rp30.000 per kilogram, satu pohon bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp3 juta. Jika dikalikan dengan jumlah pohon yang ada, potensi total pendapatan mencapai lebih dari Rp3 miliar dalam satu musim panen.

Bupati juga menyebutkan bahwa panen ini merupakan bukti nyata dari Gerbang Blora (Gerakan Pengembangan Buah Lokal Nusantara), yang digagas oleh Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora. “Sebagai bentuk dukungan, DP4 telah memberikan bantuan bibit buah lokal unggul kepada kelompok-kelompok tani, memberikan pendampingan teknis secara berkelanjutan, dan membuka akses pemasaran yang lebih luas. Program ini bertujuan menjadikan petani Blora tidak hanya sekedar menanam, tetapi juga memperoleh keuntungan yang layak dan kehidupan yang lebih sejahtera,” ujarnya.

Bupati Arief juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak seperti Perhutani, BBWS, PUPR, Bapperida, dan instansi lainnya agar pengembangan pertanian berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. “Kita ingin kawasan pertanian seperti ini terus berkembang, tapi tetap ramah lingkungan. Pertanian yang maju, mandiri, dan lestari,” kata Bupati.

Panen kelengkeng di Waduk Greneng ini menunjukkan bahwa buah lokal memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila dikembangkan secara serius. Blora tidak hanya menanam, tetapi juga mengolah, memasarkan, dan menjadikan hortikultura sebagai pilar ekonomi masyarakat. Dengan potensi yang terus berkembang, tidak menutup kemungkinan Blora menjadi sentra kelengkeng unggulan di tingkat nasional.

“Semoga ini jadi inspirasi bagi kelompok tani lain di Blora. Mari kita buktikan bahwa pertanian bisa jadi sumber kemakmuran jika dikelola dengan inovatif,” tutup Bupati Arief. Pihaknya berharap petani Blora tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga mendapatkan penghasilan yang layak dan berkelanjutan.(Lik/Id/AN/Red).