Sambut Haul Sunan Pojok, Kompleks Makam Dipercantik


 


 

Sambut Haul Sunan Pojok, Kompleks Makam Dipercantik

Kamis, 10 Juli 2025

GROBOG JATENG, Blora Menjelang haul Syekh Sayyid Abdurrohim atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Pojok, kompleks makam yang terletak di sudut selatan Alun-alun Blora, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mulai dilakukan peremajaan. Kegiatan ini melibatkan masyarakat, peziarah, serta para relawan yang rutin mengunjungi makam tokoh penyebar agama Islam di wilayah yang dikenal sebagai penghasil minyak dan jati tersebut.

Peremajaan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut haul yang akan digelar pada 27 Suro 1959 H atau bertepatan dengan 23 Juli 2025.
Salah satu relawan, Sukoco, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk khidmat masyarakat terhadap Sunan Pojok, sekaligus bagian dari tradisi tahunan.
"Peremajaan makam dilakukan dengan pengecatan ulang seluruh batu nisan yang didominasi warna hitam. Tak hanya itu, padasan dan gentong air minum yang tersedia untuk keperluan wudu dan tamu peziarah juga dicat ulang agar tampak lebih bersih dan layak," ucapnya.

“Dan nantinya, para peziarah merasa nyaman. Ini bentuk kecintaan dan penghormatan kami kepada beliau,” ucapnya kembali.
Sukoco juga menyebut bahwa tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 2008.

“Sudah sejak tahun 2008 teman-teman relawan melakukannya setiap menjelang haul. Sunan Pojok adalah tokoh besar dalam sejarah Blora, wajar bila kita turut merawat peninggalannya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, proses pembersihan dan pengecatan biasanya memakan waktu dua hingga tiga hari, sebelum dilanjutkan dengan berbagai kegiatan keagamaan sebagai rangkaian penyambutan haul.

Renovasi atap dan plafon di area makam utama sebelumnya telah dilakukan oleh Yayasan Sunan Pojok. Sementara itu, pengecatan nisan, tembok, dan penggantian kain kafan atau mori di setiap pusara dilakukan secara bertahap oleh masyarakat.

“Pergantian kafan di nisan biasanya dilakukan seminggu sebelum hari H haul. Sedangkan pengecatan tembok dan perawatan lainnya menjadi sinergi antara yayasan dan warga,” jelasnya.

Sementara itu, Pringgo Anjas Pinunggul, warga Blora Kota sekaligus pegiat literasi Blora yang juga menjadi relawan dalam kegiatan ini, menegaskan pentingnya merawat kompleks makam Sunan Pojok sebagai warisan sejarah dan peradaban Islam di Blora.

“Makam ini adalah situs sejarah yang sarat nilai dakwah dan perjuangan. Sudah sewajarnya masyarakat menjaga dan merawatnya,” kata dia.

Ia juga menyoroti letak strategis kompleks makam sebagai potensi ekonomi dan identitas budaya Blora.
“Letaknya yang strategis harus dimaksimalkan, bukan hanya saat haul, tetapi juga untuk menjadikan Sunan Pojok sebagai ikon Blora. Sebab beliau bukan hanya tokoh agama, tetapi juga bagian dari sejarah besar penyebaran Islam di Nusantara,” tuturnya.

Sebagai informasi, Syekh Sayyid Abdurrohim atau Sunan Pojok dikenal sebagai salah satu tokoh sentral dalam dakwah Islam di wilayah Blora dan sekitarnya. Selain sebagai ulama, ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Tuban pada masa kolonial, sekitar tahun 1707 hingga 1723. Sosoknya dikenal karena ilmu, keteguhan dakwah, serta peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat yang berbasis nilai-nilai Islam. (Lik/Id/Red).