GROBOG JATENG, Rembang – Ramuntani (42), warga Desa Pragu, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, berhasil mengantarkan desanya meraih Juara 1 dalam ajang Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ia menciptakan inovasi pengolahan limbah tembakau melalui Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) setempat.
Berangkat dari keprihatinan terhadap limbah tembakau yang tak terkelola, Ramuntani mengembangkan teknologi yang mampu mengubah limbah seperti batang, sriwil, dan bunga tembakau menjadi produk yang ramah lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomi.
“Dari tahun 2010 sampai 2025, lahan tembakau di daerah ini semakin luas, dari hanya 10 hektare hingga mendekati 10 ribu hektare. Limbah seperti batang, sriwil, dan bunga tembakau sangat melimpah, namun tidak termanfaatkan,” ujarnya, dikutip dari laman resmi rembangkab.go.id, Selasa (8/7/2025).
Mulai tahun 2024, ia bersama tim Posyantek Desa Pragu melakukan riset dan pengembangan. Hasilnya, batang tembakau kini dapat diolah menjadi asap cair yang bermanfaat sebagai pestisida hayati dan obat gatal. Selain itu, limbah batang juga dijadikan briket arang, sedangkan sriwil difermentasi menjadi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami. Bunga tembakau pun tidak terbuang percuma, melainkan disuling menjadi Tobacco Flower Water yang diklaim efektif mengatasi rasa gatal akibat gigitan serangga.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, Slamet Haryanto, memberikan apresiasi atas pencapaian ini. Ia menilai inovasi Ramuntani membuktikan bahwa Posyantek mampu mendorong pemanfaatan teknologi di tingkat desa.
“Inovasi ini membuktikan bahwa Posyantek bukan sekadar program, tapi wadah nyata yang mendorong warga desa untuk memanfaatkan teknologi secara tepat guna. Ramuntani sudah membuktikan, dan sebelumnya juga menjadi juara di tingkat Jawa Tengah,” katanya.
Slamet juga mendorong desa-desa lain agar segera membentuk Posyantek jika belum memiliki, serta mengembangkan potensi inovasi yang ada dengan dukungan Dana Desa. “Dana Desa bisa digunakan untuk mendukung pembiayaan kegiatan Posyantek ini. Potensinya besar sekali untuk mendorong kemandirian dan produktivitas desa,” pungkasnya. (Hms/Ida).